2. Analisis ilustrasi buku puisi melihat api bekerja
Elaborasi
Pada Elaborasi ini yaitu mendalami pengamatan dengan kajian literatur.
Selanjutnya pada tahap ini menetapkan berbagai gagasan pokok dari berbagai
analisis dan dari berbagai kemungkinan agar dapat menghasilkan suatu gagasan
/ ide yang lebih menarik dan lebih baik.
Tahap Sintesis
Dalam tahap ini penulis melakukan penetapan ide dengan penyimpulan dari
data-data yang didapatkan baik dari bertanya, membaca, maupun hasil
pengamatan objek sebagai perwujudan konsep karya.
Peneliti berfokus untung menemukan makna dan arti yang terkandung dalam karya seni lukis surealis, penulis dengan teliti mengamati setiap elemen dan perpaduan warna dalam karya seni lukis, mempertanyakan mengapa dan apa yang ingin disampaikan oleh seniman bagaiman kita harus menanggapinya. terdapat salah satu lukisan menampilkan sosok wanita yang memegang gunting berukuran raksasa, seorang wanita yang berperawakan muka wanita dewasa dengan ukuran tubuh seperti
anak-anak. Pakaian yang digunakannya berwarna merah muda dengan tampilan gaya
klasik. Dalam lukisan ini sosok figur memiliki leher yang panjang, wanita ini memegang
gunting yang berukuran besar dengan memakai sarung tangan berwarna hitam, moral dari manusia yang
semakin rusak hingga tak sesuai dengan norma yang seharusnya. Penulis memvisualkan
peristiwa seorang wanita yang ingin melakukan bunuh diri, di mana wanita memegang
gunting yang berukuran raksasa seakan sudah siap untuk melakukan bunuh diri, dengan
gunting yang sudah menjepit lehernya yang panjang
Jadi dalam karya yang berjudul “Ntah Seperti Apa Hari Esok?” Ini penulis ingin
menyampaikan dan mengingatkan bagaimana sebuah permasalahan yang menyangkut
emosi dan hati sebisa mungkin disampaikan dan diungkapkan.
peneliti menyimpulkan Moral menjadi sebuah acuan kualitas nilai pribadi tiap manusia dalam kehidupan
sosialnya ditengah-tengah masyarakat. Manusia yang baik adalah manusia yang
bermoral, dan tentunya moral dari manusia sangat berpengaruh pada dirinya sendiri,
orang lain dan lingkungan sekitarnya. Moral manusia yang rusak tidak hanya
berpengaruh pada kehidupan manusia saja, namun lingkungan dan kehidupan sekitar
juga ikut merasakan dampak yang ditimbulkan oleh tindakan dan perilaku manusia. Dalam artikel saya yang meneliti visual dan makna dari lukisan The Son of Man Rene Magritte. Moral dalam karya seni surealis seringkali menjadi suatu pertanyaan yang kompleks dan tergantung pada interpretasi masing-masing individu. Surealisme sebagai gerakan seni menekankan pada kebebasan berekspresi dan eksplorasi dunia bawah sadar, dan seringkali mengabaikan norma-norma sosial dan moral yang kaku. magritte dalam karyanya sering menampilkan objek-objek visual yang sering terlihat sehari-hari yang beliau tata dalam posisi tidak biasa membuat siapapun yang melihat bertanya-tanya apakah dan mengapa hal tersebut ada
Video klip Coldplay yang berjudul „Up and Up‟ merupakan sebuah video klip yang di dalamnya terdapat tanda-tanda dan makna. Proses produksi dan interpretasi TANDA tidak dapat dinafikan dari kehidupan manusia bersama kebudayaannya. Video klip ini merupakan kesatuan dari gambar dan gambar lainnya yang berkaitan dan memunculkan makna dan interpretasi tersendiri bagi para penafsirnya. Penelitian ini menemukan bahwa Tanda yang sering dimunculkan pada video klip ini ialah Api, Langit, dan Laut yang merupakan
representament dari bumi, dimana objeknya adalah manusia. Melalui pembuatan video klip tersebut, Coldplay mencoba menyampaikan pesannya kepada khalayak dengan sedikit halus. Meskipun dengan cara menyandingkan manusia dengan fenomena alam disekeliling nya. Dengan pembuatan teknik yang surealis, Coldplay juga menyinggung serta menyindir manusia yang telah merusak bumi. Gambar yang diterapkan pada video klip ini merupakan imajinasi dari dua sutradara yang menerjemahkan keinginan dari empat personil Coldplay, dimana unsur surealisme yang digunakan grup ini menunjukkan ketidaksukaannya terhadap kondisi sosial, alam, dan politik saat ini. Sangat menarik tentunya aliran surealis yang biasanya identik dengan suasana yang seperti mimpi dapat memberikan makna yang begitu menyindir secara halus dan berarti sangat positif tidak jauh berbeda dengan lukisan son of the man karya rene magritte
8. Analisa Hermeneutika gadamer karya-karya lukisan roby dwi antono dalam pameran "lucid fragment"
- Objek : Karya Lukisan roby dwi antono
- Teori/Pendekatan
Metode teori/pendekatan yang digunakan adalah pendekatan hermeneutika Gadamer. hermeneutika dilakukan untuk memahami makna dari karya seni lukis "Lucid Fragments" menggunakan konsep hermeneutika Gadamer, yang ditafsirkan melalui beberapa variabel diantaranya dari aspek historis, dialektika, prasangka, dan linguistik.
- Analisis
Peneliti berfokus membahas analisisa hermeneutika Gadamer pada karya seni lukis "Lucid Fragments" karya Roby Dwi Antono dalam pameran tunggalnya. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan konsep hermeneutika Gadamer yang terdiri dari hermeneutika historis, hermeneutika dialektis, hermeneutika prasangka, dan hermeneutika linguistik. Teks juga menjelaskan bahwa "Lucid Fragments" merupakan bentuk dekonstruksi dalam pop-surealisme melalui kebaruan-kebaruan yang dihadirkan sebagai upaya untuk menciptakan suatu karya yang dinamis, anti-mainstream, dan memiliki cara baru dalam memaknai kehidupan.
- Kesimpulan : Perbandingan artikel
“Lucid Fragments” menurut Roby merupakan presentasi dari dua kekuatan, dimana simbolisme yang jelas (lucid) memvisualisasikan pecahan (fragments) dari ingatan masa lalu. Sehingga lukisan Roby merupakan bentuk nostalgia dengan menghadirkan potongan narasi pengalaman, memori masa kecil, kenangan personal yang dikumpulkan dan kemudian dirangkai dari ingatannya. Roby mencoba mengingat dan menceritakan kenangan
masa lalunya tidak dalam urutan factual (kronologis), namun dalam campuran momen-momen kecil yang tentang keluarganya, orang-orang yang tumbuh bersamanya, maupun lingkungannya. Dalam artikel yang say buat meskipun berbeda metode dalam menganalisa dapat ditarik benang merah bahwa pengalaman dan pemikiran masa lalu bahkan alam bawah sadar tidak akan lepas mengambil andil dalam pembuatan sebuah karya
9. Analisis Unsur Surealisme dalam Novel Umibe no Kafuka Karya Murak Haruki
- Objek : Novel Umibe no Kafuka Karya Murak Haruki
- Teori/Pendekatan
Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis adalah suatu pendekatan penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau menjelaskan suatu fenomena atau keadaan tanpa melakukan manipulasi atau pengendalian terhadap variabel-variabel yang diteliti. Metode ini lebih fokus pada pemahaman dan penjelasan daripada pengujian hipotesis atau penentuan hubungan sebab-akibat.
- Analisis
Peneliti berfokus ke unsur surealisme yang ditawarkan pada alur cerita novel umibe no kafuka. Hasil analisis menunjukkan bahwa unsur surealisme dan proses pembentukan identitas keduanya dibentuk oleh alam bawah sadar manusia. Proses pembentukan identitas tokoh utama Kafka Tamura dipengaruhi oleh unsur surealisme dan latar dalam novel tersebut
- Kesimpulan : Perbandingan Artikel
Kafka yang merupakan tokoh utama dalam novel tersebut mengalami sebuah keadaan dimana alam bawah sadar dan alam nyata dalam dirinya seakan-akan menyatu dikarenakan dirinya yang kehilangan sosok ibunya yang memberikan dampak besar kepada psikisnya sejak kecil. Sebuah alur cerita yang sangat menarik dimana seseorang dihadapkan kepada kenyataan dimana alam bawah sadar miliknya mulai bergerak bereksistensi ke luar melawan rasa sadarnya sendiri, dalam artikel yang saya bahas dimana alam bawah sadar hanya diam namun tetap menjadi pengaruh di novel ini dihadirkan dengan cerita yang tidak biasa
10. Surealisme dalam seni lukis Indonesia
- Objek : Lukisan Surealis pada Galeri Nasional
- Teori/Pendekatan
Mneggunakan teori surealisme yang merupakan Gerakan teori yang mencoba untuk mengeksplorasi dan merealisasikan potensi kreatif bawah sadar, menggabungkan unsur-unsur mimpi, keanehan, dan ilusi.
- Analisis
Peneliti berfokus pada perkembangan visual para seniman Indonesia dari tahun-tahun yang pastinya akan terus berubah seiring berjalannya suatu generasi, pada awalnya seni surealisme sendiri masih berkiblat pada gaya seniman-seniman terkenal dari barat seperti salvador dali atau rene magritte, dari gaya surealis yang begitu sangat misterius dan aneh hingga gaya surealis dengan suasana yang membawa pemirsa ke aalam mimpi
- Kesimpulan : perbandingan artikel
Ketika itu ilmu psikoanalisis tentang mimpi dan halusinasiyang dikembangkan Sigmund Freud, menyarankan penggunaan asosiasi kata dan analisa tentang mimpi sebagai metode penciptaan artistik. Andre Breton memberi nama surealisme terhadap seni yang muncul dari analisis mimpi. Dengan surealisme kita dapat membebaskan diri dari pikiran yang terkontrol, dan bebas dari asumsi-asumsi dan prasangka moral serta estetika. Surealisme meninggalkan kepatuhan kepadarealitas dalam penggambaran obyek. Dalam karya-karya surealis, bentuk fisik yang real dan koherensi warna, seringkali dilupakan. Lukisan surealis biasanya enigmatik, merupakan bagian alam bawah sadar, dan menjadi teka-teki, bahkan bagi pelukisnya itu sendiri. Kita melihat bentuk-bentuk surealistik dalam karya lukis Indonesia berlangsung dari dekade ke dekade. Di setiap dekade selalu ada seniman-seniman yang menggunakan surealisme sebagai bentuk pengucapan yang cocok dengan pemikiran yang mereka ingin ungkapkan. Dalam statement tersebut tidak begitu jauh artinya didalam artikel yang saya buat surealisme sendiri identik dengan suasana yang misterius objek yang penataannya tidak biasa yang memunculkan sebuah teka-teki bahkan untuk sang seniman itu sendiri
11. Lingkungan hidup dan perilaku konsumtif dalam karya seni lukis surealis
- Objek : Karya lukisan surealis mulya putra
- Teori/Pendekatan
Menurut Adli (2019:5), Memvisualisasikan dari kumpulan ide dan gagasan ke dalam
karya lukis,.atau proses penggarapan karya tersebut yang melaui berbagai tahap seperti persiapan pembuatan karya, elaborasi pedalaman secara analisis, sintesis penggabungan ide, realisasikan konsep yang merpakan tahap kedua sintesis
- Analisis
Peneliti berfokus pada visualisasi karya seni abstrak yang beliau sajikan, karya seninya sendiri terinspirasi dari perilaku konsumtif masyarakat yang akhir-akhir ini menjadi isu dalam masyarakat, berbekal ide gagasan tersebut terealisasi lukisan-lukisan tersebut. tindakan memproduksi
sesuatu yang kurang atau tidak diperhitungkan sehingga sifatnya menjadi berlebihan”.
Perilaku konsumtif merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kepudaran terhadap budaya lokal karena bergantung kepada produk lain secara tidak wajar seperti
terlalu banyak mengkonsumsi gaya luar negri, dimana juga berdampak terhadap
lingkungan sekitar seiring dengan kebutuhan manusia menjadi berlebihan.
- Kesimpulan : perbandingan artikel
Penulis berusaha untuk menampilkan objek-objek yang mudah dipahami oleh
penikmat seni supaya pesan-pesandi dalam karya tersampaikan dengan baik. Karyakarya yang penulis hadirkan merupakan buah dari hasil pengamatan penulis yang
menimbulkan keresahan bagi penulis khususnya perilaku konsumtif yang terjadi pada
masyarakat. Keresahan penulis tersebut diungkapkan ke dalam karya seni lukis surealis,
yang menggambarkan figur-figur manusia, hewan, dan pemandangan alamserta ingin
menyampaikan pesan positif melalui karya tersebut. Dapat disimpulkan bahwa seniman dalam berkarya bebas menuangkan sebuah ide kedalam kanvas baik dari perasaan yang ada dalam diri atau sebuah topik yang memang sedang hangat dan ingin ia sampaikan pendapatnya lewat kanvas, begitu pula dengan artikel yang saya buat the son of man karya magritte, wujud pria yang memakai topi bulat bukan merupakan ide gagasan asli dari magritte namun merupakan fenomena gambaran pria yang biasa pada masanya, ia menyimbolkan bahkan seperti ini wujud manusia sekarang (pada masanya) lalu apel yang menjadi simbol sebuah ilmu, buah apel yang dimakan adam yang menjadi cikal bakal manusia
12. Analisis kesenian rengganis sebagai inspirasi penciptaan lukisan surealis
- Objek : Kesenian rengganis
- Teori/pendekatan
Peneliti menggunakan teori pendekatan studi observasi, dokumenter, dan non tes. Sumber data primer yang diperoleh dari penelitian ini diambil dari hasil wawancara dengan Sutradara kesenian Rengganis di Desa Karangsari, Dusun Tapak Lembu, Kabupaten Banyuwangi, Bapak Yahmin. Pemilik dan pemelihara Naskah Rengganis di Pondok Pesantren Cemoro, Desa Balak, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, Gus Reza, dan lakon Umar-moyo Bapak Saniman.Sumber data primer yang diperoleh dari penelitian ini diambil dari hasil wawancara dengan Sutradara kesenian Rengganis di Desa Karangsari, Dusun Tapak Lembu, Kabupaten Banyuwangi, Bapak Yahmin. Pemilik dan pemelihara Naskah Rengganis di Pondok Pesantren Cemoro, Desa Balak, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, Gus Reza, dan lakon Umar-moyo Bapak Saniman.
- Analisis
Peneliti berfokus pada pengumpulan informasi, ide dan gagasan yang nantinya akan menjadi pondasi pembentukan lukisan surealis. peneliti melewati berbagai tahapn seperti, eksplorasi, ide penciptaan, tema penciptaan, objek referensi penciptaan, sketsa hingga tahap realisasi
- Kesimpulan : perbandingan artikel
Kesenian Rengganis merupakan kesenian akulturasi tiga kebudayaan yaitu kebudayaan Timur Tengah (Islam), kebudayaan suku Jawa, dan kebudayaan suku Osing yang diolah sedemikian rupa dengan tujuan sebagai syiar agama Islam di Kabupaten Banyuwangi. Pen-ciptaan karya ini dilatarbelakangi oleh kegelisahan penulis karena Kesenian Rengganis kurang dikenal bahkan mulai hilang dan penulis ingin mengekspresikan kegelisahan tersebut melalui seni lukis dengan tujuan untuk mengenalkan kembali Kesenian Rengganis. Penciptaan ini memvisualkan kesenian yang didalamnya banyak terdapat banyak nilai-nilai religi, maka aliran seni lukis surealisme sangatlah tepat untuk menyampaikan gagasan yang terdapat da-lam Kesenian Rengganis. Dalam artikel yang saya buat Analisa Lukisan surealis The Son of Man Rene Magritte lebih berfokus menganalisa visual dan makna dari lukisan pada artikel sebelumnnya kita dapat melihat sebuah tahapan proses serta pemilihan teknik hingga aliran lukisan yang menarik untuk dibahas
13. Analisis makna lukisan Karya Sriyadi Srinthil
- Objek : Lukisan Sriyadi Srinthil
- Teori/Pendekatan
Metode yang digunakan yang dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskripsi tersebut sebagai representatif objektif tentang fenomena karya Sriyadi, fenomena tersebut berupa makna atau gagasan yang ada di dalam lukisan karya Sriyadi. Langkah penelitian dengan menghimpun data, dimulai berupa informasi aktual secara terperinci dengan menetapkan rencana dan keputusan di waktu mendatang.
- Analisis
Berfokus mencari makna visualialisasi dari sang seniman yang dimulai dari profil singkat seniman
Sriyadi lahir di Sleman pada 7 maret 1969 Yogyakarta. dengan pengalaman masa kuliah beliau dikenal sebagai tukang gambar aktiv di univ UGM beliau sudah sering melukis dengan mengambil tema sosial namun sering mendapat kritikan, intepretasi ide imajinasi beliau begitu liar sehingga tak banyak karya beliau yang disita aparat pemerintah karena memang isu yang menjadi ispirasi beliau sangat berbahaya
- Kesimpulan : Perbedaan Artikel
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
diuraikan pada halamansebelumnya,
diperoleh kesimpulan lukisan karya Sriyadi
yaitu lukisan-lukisan atau bentuk
menunjukan kehidupan sosial, di
lingkungannya yang direpresentasikan
berdasarkan ide yang berbeda dengan
bentuk yang asli, masing-masing objek dan
warna menjadi bentuk mempunyai makna
yang berbeda. Bentuk-bentuk berisikan figur yang ada di lingkungan sekitar jadi makna
lukisan ini ingin mengangkat kehidupan
sosial. Ide tidak hanya datang dari dalam diri namun bisa datang dimana saja dan kapan saja dalam analisa Lukisan surealis The Son of Man Rene Magritte bagi magritte observasi merupakan dasar berkembangnya sebuah ide
14. Boneka dalam Seni Lukis Surealisme
- Objek : Boneka dalam seni lukis surealisme
- Pendekatan / Teori : Penulisan artikel ini memakai Teori ungkapan atau ekspresi bertumpu pada teori bahwa seni adalah ungkapan perasaan manusia (art is an expression of human feeling). Leo Tolstoy(1826-1910), novelis dan filosof kelahiran Rusia, menganggap seni sebagai transmission of felling (penyaluran perasaan) dengan maksud bahwa seni ialah membangun perasaan yang dialami, lalu dengan perantaraan garis, warna, bunyi atau bentuk, mengungkapkan apa yang dirasakan sehingga orang lain tergugah perasaanya secara sama. Seperti yang ada pada artikel tersebut yaitu lukisan Terjebak yang dimana ada seorang laki laki terperangkap dari pelukan gurita dan ekspresi dari laki laki tersebut seperti ketakutan dan berusaha memberontak
- Anlisist : Penulis berupaya mewujudkan suatu karya seni yang tidak terlepas dari bagaiman menciptakan objek utama karya seni lukisan surealis. Tujuan pembuatan karya akhir ini adalah untuk memvisualisasikan berbagai masalah kehidupan penulis melalui penggunaan boneka sebagai simbol. Harapannya, karya ini dapat meningkatkan kesadaran diri dan menginspirasi pembaca untuk memperbaiki diri. Proses penciptaan karya ini menggunakan lima tahap yakni: tahap persiapan (melakukan pengamatan dan eksplorasi), elaborasi (mencari dan mengumpulkan referensi), sintesis (penetapan ide atau gagasan pokok). Realisasi konsep (membuat karya) dan tahapan penyelesaian (berupa laporan dan pameran karya akhir). Ada banyak jenis boneka yang digunakan dalam karya ini, seperti boneka Pinocchio, bonekaMarionete, bonekaSigale-gale,bonekaBarbie, boneka SiUnyil, boneka Matryoskha,boneka Hello Kitty, boneka Teddy Bear, boneka Wayang Golek, dan boneka Ondel-ondel. Dalam penciptaan karya penulis menggunakan cat akrilik diatas kanvas, terdiri dari 10 lukisan yang masing-masing memiliki judulantara lain: Terjebak, Penyesalan, Hampa, Tekanan, Diawasi, Penikmat Senja, Sandiwara, Penolakan, Mencari Jalan, dan Menyaksikan.
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel )
Pada artikel "Boneka Dalam Lukisan Surealisme" Objek boneka menjadi sumber inspirasi dan ide untuk menciptakan lukisan surealisme ini. Karya ini mengangkat masalah-masalah berdasarkan pengalaman dan perasaan penulis saat ini. Dalam proses penciptaannya, penulis menerapkan metode yang disimpulkan oleh Made Bandem I (2001).Terdapat lima tahapan dalam berkarya seni yang diikuti dalam penciptaan karya ini, yaitu:(1) Persiapan, meliputi pengamatan, pengumpulan informasi, dan gagasan terkait jenis-jenis boneka serta seniman-seniman surealisme. Penulis juga mempersiapkan diri secara mental dan menggali sumber literatur serta referensi terkait.(2) Elaborasi, tahap ini digunakan untuk menguatkan gagasan pokok yang terkait dengan karakteristik dan sejarah boneka yang akan diwujudkan dalam karya Seni Lukis Surealisme.(3) Sintesis, proses untuk mewujudkan konsepsi karya seni yang akan diciptakan.(4) Realisasi Konsep: Setelah mendapatkan ide, konsep, dan sasaran objek yang matang, penulis memulai proses visualisasi konsep dari pembuatan sketsa hingga tahap finishing karya.(5) Penyelesaian, tahap akhir di mana penulis memberikan makna dan memahami proses pengkaryaan yang selanjutnya dituangkan dalam bentuk laporan sedangkan dalam Artikel saya membahas tentang lukisan the son of man karya rene magritte juga memiliki pendekatan yang sama dengan artikel ini yaitu, dari kedua artikel sama-sama meneliti hasil karya seni yang bentuk atau hasil karyanya berasal dari alam bawah sadar atau keinginan si pembuat karya dengan menunjukan bentuk/objek nyata dalam situasi yang tidak mungkin.
15. “Melawan Harimau: Ritual Budaya Masyarakat Pulau Tengah Kabupaten Kerinci Sebagai Ciptaan Lukisan Surealisme”
- Objek “Melawan Harimau: Ritual Budaya Masyarakat Pulau Tengah Kabupaten Kerinci Sebagai Ciptaan Lukisan Surealisme”
- Pendekatan / Teori : Penulisan artikel ini memiliki teori Mimesis versi Aristoteles, yang dimana seniman merepresentasikan hasil pemikiran sesuai imajinatifnya untuk menciptakan kembali kenyataan dalam bentuk yang baru. Seperti Misalnya pada satu lukisan yang ada pada artikel tersebut yaitu memvisualisasikan objek manusia menaiki macan dan terlihat seperti realis namun menggunakan aliran surealisme
- Anlisist : Penulis berupaya mewujudkan suatu karya seni yang tidak terlepas dari bagaiman menciptakan objek utama karya seni lukisan surealis. Penciptaan karya dengan judul: Mengagah Harimau: Seni Tari Budaya Masyarakat Pulau Tengah Kabupaten Kerinci sebagai Penciptaan Seni Lukis Surealisme”. Perspektif penciptaan karya seni lukis ini difokuskan pada harimau dan gerak dalam tari Mengagah Harimau, masyarakat Pulau Tengah Kerinci. Pada prosesi tersebut ada kejadian yang tidak terduga, yaitu kesurupan (kemasukan roh) harimau yang telah mati, sehingga membuat penari menjadi lepas kendali. Selain itu gerak dalam tarian Mengagah Harimau juga memiliki makna dan pesan moral yang disampaikan. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengkarya untuk mewujudkannya dalam bentuk karya seni lukis surealisme. Seni lukis Surealisme merupakan aliran dalam seni lukis yang erat hubungannya dengan dunia fantasi, seakan melukis dalam dunia mimpi. Lukisan surealis seringkali memiliki bentuk yang tidak logis dan seperti khayalan. Surealisme berasal dari keyakinan realitas yang superior dan kebebasan asosiasi, keserbabisaan mimpi sehingga pemikiran kita bebas kontrol dan keasdaran dalam penciptaan karya seni (Kartika, 2017: 119). Ritual Mengagah Harimau merupakan tradisi sejak zaman dahulu. “Ngagah” dalam bahasa daerah Kerinci berarti “mengajak bermain”. Tari Mengagah Harimau tercipta dari gerak silat harimau yang diubah menjadi tarian dengan gerakan yang sama seperti gerak harimau. . Tarian itu digelar saat ditemukan seekor harimau mati di hutan, dengan maksud agar gerombolan harimau tidak turun gunung dan mengganggu warga serta tidak memakan ternak warga dibayar bangun. Dengan adanya ritual adat ini, diyakini roh harimau akan mendengar dan datang memasuki tubuh si penari. Saat pertunjukan tari Mengagah Harimau banyak penonton akan dikejutkan oleh aksi kesurupan (kemasukan roh ), baik para penari maupun penonton. Secara tiba- tiba sejumlah penonton berlarian ke atas panggung dan ikut menari dengan gerakan mencakar, melompat layaknya harimau. Setelah mengamati ritual tari Mengagah Harimau, pengkarya menjadi tertarik untuk menciptakan karya lukis surealis dengan ide ritual tari Mengagah Harimau. Tari ritual Mengagah Harimau ini memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan tari ritual lainnya, yaitu memiliki makna sebagai penghormatan untuk harimau yang telah mati, menonjolkan gerak silat harimau dalam gerakan tariannya, serta terdapat kejadian mistis seperti kesurupan dari penari maupun penonton yang mempunyai titisan garis keturunan dari orang Pulau Tengah Kerinci. Saat kesurupan, seseorang bisa menari/bergerak sebebas mungkin di luar dari
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel )
Pada artikel "Boneka Dalam Lukisan Surealisme" Objek boneka menjadi sumber inspirasi dan ide untuk menciptakan lukisan surealisme ini. Mengagah Harimau: Ritual Budaya Masyarakat Pulau Tengah Kabupaten Kerinci merupakan prosesi adat yang digunakan dalam setiap ada harimau yang mati di hutan atau mati di bunuh, maka di laksanakanlah ritual mengagah harimau. Ritual Mengagah Harimau mengandung pesan dan makna dalam ritual tersebut, pada pelaksaan dalam ritual Mengagah Harimu menginterpretasikan harapan agar harimau yang masih hidup tidak turun gunung dan tidak menggu ternak warga Pulau Tengah Kerinci. Dari ritual tersebut pengkarya ingin mengenalkan ritual Mengagah harimau dalam bentuk baru melalu seni lukisan surealis. Bentuk visual yang di angkat masing-masingdalam Mengagah Harimau dalam lukisan surealis diantaranya, 1). Pembukak, 2). Mengagah, 3). Membela, 4). Cakar Silang, 5). Matai Ateh, 6). Uho Nak Nepo, 7). Uho Kemasukan Imo. Karya ritual Mengagah Harimau ini di aplikasikan kedalam karya lukis surealis merupakan karya dua dimensi yang bersifat lukisan, yang mementingkan nilai keindahan pemaknaan dan nilai kertarikan pada penikmat seni dan masyarakat yang melihat lukisan Mengagah Harimau dalam bentuk lukisan surealis.sedangkan dalam Artikel saya membahas tentang lukisan the son of man karya rene magritte juga memiliki pendekatan yang sama dengan artikel ini yaitu, dari kedua artikel sama-sama meneliti hasil karya seni yang bentuk atau hasil karyanya berasal dari alam bawah sadar atau keinginan si pembuat karya dengan menunjukan bentuk/objek nyata dalam situasi yang tidak mungkin.
16. KAJIAN MIMESIS PADA NOVEL BUMI MANUSIA KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA
- Objek - NOVEL BUMI MANUSIA KARYA PRAMOEDYA ANANTA
- Teori/Pendekatan
Pada jurnal ini sang pengkaji membahas mengenai novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer menggunakan teori mimesis. Salah satu tujuan ia membuat jurnal ini adalah untuk mengetahui cerminan sejarah yang benar-benar terjadi dalam novel tersebut yang bisa dibilang adalah imitasi dari suatu hal yang ada di dunia nyata. Sang pengkaji pun menemukan sebagai berikut, yang pertama ada kondisi sosial budaya pada masa kolonial yaitu diskriminasi berdasarkan ras, yang kedua ada budaya sungkem pada masyarakat jawa, yang ketiga ada sistem patriarki, dan yang terakhir ada stratifikasi sosial pada masa Kolonial, terdiri dari dua tingkatan yang pertama priayi dan yang kedua masyrakat biasa.
- Kesimpulan Perbadingan artikel
Ditemukan beberapa cerminan dari sejarah yang benar-benar terjadi, pertama; kondisi sosial-budaya, pada masa Kolonial terjadi, (1) diskriminasi berdasarkan ras, sangat jelas terlihat pertentangan kelas antara orang dari keturunan Eropa dan Pribumi, (2) budaya sungkem pada masyarakat Jawa, yang bermakna sebagai penghormatan atau bukti kesopanan dan nilai kebaikan, (3) sistem patriarki, dalam masyarakat Jawa yang menganut sistem tersebut mengakibatkan perempuan sebagai kaum yang lemah dan kedudukannya selalu di bawah kaum laki-laki, serta (4) stratifikasi sosial pada masa Kolonial, terdiri dari dua tingkatan yang pertama priayi dan yang kedua masyrakat biasa
17. SENI LUKIS VISUAL KORAN KARYA BUDI “UBRUX” HARYONO
Objek : Seni lukis visual koran
Teori/ pendekatan : Clive Bell
Analisis :
Realisme sosial merupakan ide dasar Budi “Ubrux” Haryono di dalam menciptakan karya seni lukis. Karya seni lukis Budi “Ubrux” Haryono menekankan kepada tema yang berkaitan dengan kehidupan sosial, politik, budaya yang merefleksikan segala lapisan kehidupan masyarakat, semua merupakan bagian dari latar belakang dan pengalaman nyata kehidupan Budi “Ubrux” Haryono. Seiring berjalannya waktu di sini beliau mulai melakukan inovasi tidak hanya bentuk tetapi juga masalah tema salah satunya yaitu mengkritisi fenomena yang terjadi di sekitarnya, berkaitan dengan dampak arus globalisasi informasi, hal tersebut merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban Budi “Ubrux” Haryono kepada masyarakat untuk berpartisipasi aktif.
Kesimpulan :
Dari hasil penelitian ini dapat di simpulkan bahwa penelitian ini mengenai keberadaan seni lukis Budi “Ubrux” Haryono dari awal hingga seni lukis visual koran, adalah bagian dari perjalanan sejarah seniman dalam melakukan eksplorasi bentuk dan teknis. Dalam menciptakan karya seni lukis visual koran beliau menggunakan teknis realis dengan berbagai macam tahapan dalam setiap pengerjaannya. Dan juga menjelaskan karya-karya lukisan Budi secara rinci menggunakan pendekatan teori bentuk Clive Bell.
Sedangkan karya tulis saya yang meneliti lukisan The son of man rene magritte yang berfokus pada pencarian makna simbolis dan seperti apa sudut pandang seniman dalam membuat karyanya
18. Self Healing dari Trauma Masa Lalu dalam Karya Seni Lukis Abstrak
Objek : Lukisan Mix Media
Teori/ pendekatan : Teori Sigmund Freud
Analisis :
Manusia sering kali menolak emosi negatif, sebagai bentuk pertahanan diri yang berpengaruh negatif kepada alam bawah sadarnya. Pada beberapa kasus, hal ini bisa menyebabkan trauma dan self healing sangat penting untuk memperbaiki hal-hal yang belum terselesaikan itu, agar bisa berdamai dengan masa lalu untuk hidup yang lebih baik. maka dari pada penelitian ini membahas tentang karya seni abstrak yang di buat dengan tujuan untuk menyembuhkan diri dari taruma masa lalu.
Kesimpulan :
Secara garis besar Jurnal ini menjelaskan tentang teori kecemasan yang di kemukakan oleh Freud, dan Penciptaan ini dilatar belakangi oleh sebuah ide dan gagasan mengenaitrauma masa kecil dan dampaknya sampai sekarang kepada fisik dan mental yang masuk ke dalam alam bawah sadar. Upaya katarsis dari Sigmund Freud digunakan perupa dengan mix media disertai dengan pemaknaan-pemaknaan ulang dari rekaman-rekaman jejak ingatan yang ingin dibagikan kepada audiens.
Sedangkan artiket yang ingin buat menggunakan teori mimesis aristoteles dan psikoanalisis dengan The son of man sebagai objeknya. Yang berarti mengakji representasi ulang pesan dan simbolisme yang ingin dibawakan oleh seniman
19 TINJAUAN PSIKOANALISIS KARYA SENI “THE SCREAM” DAN “LESDEMOISELLES D’AVIGNON”
Objek : Lukisan The Scream
Teori/ pendekatan : Teori Psikoanalisis
Analisis :
Lukisan “The Scream” (jeritan) karya seniman Norwegia Edvard Munch pada tahun 1893dengan menggunakan media pastel. Beberapa pengamat dan kritikus seni melihat lukisan inisebagai ekspresi dari pengalaman batin yang menakutkan. dan ukisan Les Demoiselles d’Avignon yang dilukis pada tahun 1907 olehPablo Picasso dan merupakan contoh paling terkenal dari lukisan dengan aliran kubisme. Dalamlukisan ini, Picasso meninggalkan semua bentuk dan representasi seni tradisional yang dikenal.Dalam lukisan ini, kehadiran wajah-wajah yang terdistorsi dan tubuh-tubuh yang disusun secaratidak konvensional
Kesimpulan :
Artikel ini membahas tentang teori psikoanalisis memberikan wawasan yang lebih dalam terhadap aspek psikodinamik, emosional, dan bawah sadar yang tercermin dalam karyaseni "The Scream" oleh Edvard Munch dan "Les Demoiselles d'Avignon" oleh PabloPicasso. Dalam kedua karya tersebut, teori psikoanalisis memungkinkanuntuk melihat melampaui ekspresi permukaan dan memahami makna yang tersembunyi di balik simbol, bentuk, dan komposisi. Kedua karya ini mengilustrasikan bagaimana teori psikoanalisis memandang seni sebagai jendela ke dalam pikiran bawah sadar dan emosiyang tak terungkapkan.
Artikel saya membahas tentang lukisan the son of man karya rene magritte juga memiliki pendekatan yang sama dengan artikel ini yaitu, dengan teori psikoanalisis mengkaji pemikiran emosional dan alam bawah sadar seniman
20. EKSPRESI KREATIFITAS FRANSICO JOSE de GOYA y LUCIENTES
Objek : Lukisan-Lukisan Goya
Teori/ pendekatan : Teori estetika Benedetto Croce
Analisis :
Goya adalah pelukis Spanyol yang hidup pada jaman romantis, Ia dianggap sebagai seniman old master terakhir dan juga termasuk seniman modern pertama. Unsur-unsur dalam karya seninya yang bersifat subversif dan subjektif, juga keahliannya dalam teknik melukis, menjadikan karyanya sebagai acuan bagi seniman generasi selanjutnya seperti Manet dan Picasso. Goya adalah orang yang menderita ketulian dan itu sangat berpengaruh terhadap karya-karyanya, dan Goya tidak hanya terjebak oleh kemapanannya sebagai pelukis istana, tetapi juga bertransformasi dari pelukis potret menjadi pelukis subversif sesuai dengan situasi sosial yang terjadi pada saat itu. Goya selalu selalu berusaha menantang kreativitasnya dengan mencoba mengangkat tema-tema yang tidak biasa dan kontroversial yang terkadang bertentangan dengan otoritas istana dan gereja.
Kesimpulan :
Artikel ini sangat memfokuskan membahas Goya dan karya-karya lukisannya yang penuh dengan kontroversial dan apa adanya pada masanya secara rinci. dan dengan dipengaruhi oleh keterbatasan fisiknya yang sudah tuli sehingga dia berusaha menerjemahkan apa yang dilihatnya dengan lebih dihayati dengan sangat dalam. dan dapat dikaitkan Ekspresi Kreatif Goya ini juga dapat dihubungkan dengan Teori Estetika Croce yang menekankan pentingnya intuisi.
Sedangkan Artikel saya membahas tentang lukisan the son of man karya rene magritte juga memiliki pendekatan yang sama dengan artikel ini yaitu, dengan teori psikoanalisis mengkaji pemikiran emosional dan alam bawah sadar seniman
21. Lesung Sebagai Sumber Kehidupan Dalam Karya Seni Lukis Surealisme
- Objek : Lesung Sebagai Sumber Kehidupan Dalam Karya Seni Lukis Surealisme
- Pendekatan / Teori :
Penulisan artikel ini memakai Teori psikologis atau teori psikoanalis menyatakan bahwa seni lahir sebagai sarana pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar. Karya seni adalah perwujudan terselubung dari keinginan itu. Teori psikologis lainnya adalah teori yang dikembangkan oleh Friedrich Schiller (1759-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Mereka berpendapat bahwa “kehadiran seni dilatar belakangi adanya dorongan bermain-main yang ada pada diri seniman”. Seperti yang ada pada artikel tersebut menampilkan gambar objek yang nyata dalam kondisi yang tidak mungkin terjadi di dunia nyata. Sehingga aliran Surealisme memiliki citra seperti dalam keadaan mimpi. seperti dengan gambar manusia setengah ikan, jam yang meleleh, potret wajah yang tertukar, dan lain-lain. Gambar tersebut umumnya bersifat spontan, tidak beraturan, dan cenderung abstrak
- Analisist :
Penulis berupaya mewujudkan suatu karya seni yang tidak terlepas dari bagaiman menciptakan objek utama karya seni lukisan surealis yaitu Lesung adalah contoh dari benda kebudayaan yang berperan dalam terbentuknya suatu kebudayaan, alat tumbuk ini dulu merupakan alat yang dapat menyatukan kebersamaan antar masyarakat. Ketika menumbuk lesung biasanya, kegiatan tersebut dilakukan oleh lebih dari dua orang,didalam kegiatan tersebut biasanya ada interaksi antar dua individu yang memperat hubungan mereka yang dilakukan dengan bercerita dan bertukar pikiran. seiring berjalan nya waktu lesung sudah mulai tidak di gunakan lagi karena perkembangan jaman dan tekonologi Ini menginspirasi penulis untuk menampilkan lesung sebagai pengembangan ide imajinasi menjadi sebuah karya seni lukis, yang berisikan pesan dan makna akan permasalahan terhadap kesadaran akan pentingnya menjaga benda kebudayaan. Atas permasalahan di atas, penulis menganggap lesung menarik untuk diangkat kedalam karya akhir agar cerita yang ada pada lesung tidak dilupakan oleh masyarakat pada saat ini. Dari uraian yang dikemukakan diatas, penulis ingin membuat sebuah karya dengan judul “Lesung sebagai SumberKehidupan Dalam Karya Seni Lukis Surealis“.
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel )
Pada artikel "Lesung Sebagai Sumber Kehidupan Dalam Karya Seni Lukis Surealisme" Penulis melakukan penelitian terhadap Lesung, Lesung adalah contoh kebudayaan yang ada , Tujuan penulis melakukan penelitian terhadap dlesung adalah untuk memperkenalkan alat tumbuk khas kebudayaan yaitu lesung kepada mudamudi generasi penerus bangsa khususnya pada masyrakat indonesia . Dengan menggunakan teori Psikologis yang dikembangkan oleh Friedrich Schiller (1759-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903) yang menyatakan bahwa seni lahir sebagai sarana pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar. Serta Aliran Surealisme yaitu aliran yang menggambarkan kontradiksi antara konsep mimpi dan kenyataan dengan gambar yang menunjukkan objek nyata dalam situasi yang tidak mungkin seperti mimpi dan alam bawah sadar manusia.
Sedangkan Artikel saya membahas tentang lukisan The son of man rene magritte juga memiliki pendekatan yang hampir sama dengan artikel ini yaitu, dari kedua artikel sama-sama meneliti hasil karya seni yang bentuk atau hasil karyanya berasal dari alam bawah sadar atau keinginan si pembuat karya dengan menunjukan bentuk/objek nyata dalam situasi yang tidak mungkin.
22. Lukisan Surealitik representasi Kesenian Rengganis
- Objek : Lukisan Surealitik representasi Kesenian Rengganis
- Pendekatan / Teori :
Lukisan surealis dalam konteks representasi Kesenian Rengganis bisa menggunakan beberapa pendekatan atau teori dalam menciptakan karya seni yang menekankan pada nilai-nilai lokal dan spiritual:
Simbolisme Budaya dan Mitologi Lokal : Seniman menggunakan simbol-simbol yang mendalam dalam budaya Jawa Barat atau mitos lokal sebagai elemen utama dalam lukisannya. Ini bisa mencakup ikon-ikon tradisional, simbol-simbol alam, atau narasi mitologi yang merujuk pada kepercayaan dan nilai-nilai masyarakat setempat.
Ekspresi Spiritual dan Kebatinan : Lukisan surealis dalam konteks Kesenian Rengganis mungkin mencoba mengungkapkan dimensi spiritual atau kebatinan dalam budaya Jawa Barat. Hal ini dapat ditampilkan melalui penggunaan simbol-simbol spiritual, ikon-ikon keagamaan, atau representasi dari pengalaman keagamaan atau mistis.
Hubungan Manusia dengan Alam : Seniman mungkin menyoroti hubungan manusia dengan alam dalam lukisannya, tekanan pada keterhubungan yang erat antara manusia dan lingkungan sekitarnya. Elemen alam, seperti flora dan fauna lokal, mungkin ditampilkan secara simbolis atau surealis dalam karya seni.
- Analisis :
Penulis berupaya mewujudkan suatu karya seni yang tidak terlepas dari bagaiman menciptakan objek utama karya seni lukisan surealis yaitu Kesenian Rengganis. Kesenian Rengganis adalah seni pertunjukan berbentuk drama tari lakon yang merupakan akulturasi kebudayaan jawa dengan kebudayaan osing. Kesenian ini disebut juga kesenian Praburoro yang berasal dari kata ‘Prabu’ berarti raja dan ‘Rara’ berarti perempuan, sehingga Praburoro berarti raja perempuan. Kesenian tersebut dapat ditampilkan dengan berbagai bentuk, salah satunya dalam bentuk karya seni lukis. Dalam penelitian ditemukan permasalahan bahwa kesenian Rengganis tidak lagi dikenal akibat tereduksi oleh kesenian lain yang serupa yakni Seni Janger yang lebih populer hingga saat ini. Penekanan dalam penelitian ini ini terletak pada jenis karyanya, yaitu seni lukis. Seni lukis merupakan suatu kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapatkan kesan tertentu. Ditemukan hasil bahwa filosofi kesenian Rengganis dapat disampaikan melalui seni lukis surealisme.
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel )
Pada artikel " Lukisan Surealitik representasi Kesenian Rengganis" Penulis melakukan penelitian terhadap Kesenian Rengganis , Tujuan Peneliti dalam penelitian ini yaitu mengenalkan kembali kesenian Rengganis dalam karya lukisan surealistik. Peneliti memulai dengan melakukan observasi, wawancara, dokumentasi dan pengolahan data. Penelitian ini menggunakan metode penciptaan Alma Hawkins karena relevan dengan topik yang diusung yaitu seni pertunjukan sebagai sumber inspirasi seni lukis.
Sedangkan Artikel saya membahas tentang lukisan The son of man rene magritte juga memiliki pendekatan yang hampir sama dengan artikel ini yaitu, dari kedua artikel sama-sama meneliti hasil karya seni yang bentuk atau hasil karyanya berasal dari alam bawah sadar atau keinginan si pembuat karya dengan menunjukan bentuk/objek nyata dalam situasi yang tidak mungkin.
23. Surealisme : Dunia Khayal Dan Otomotisme
- Objek : Surealisme : Dunia Khayal Dan Otomotisme
- Pendekatan / Teori
Penulisan artikel ini memakai Teori psikologis atau teori psikoanalis menyatakan bahwa seni lahir sebagai sarana pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar. Karya seni adalah perwujudan terselubung dari keinginan itu. Teori psikologis lainnya adalah teori yang dikembangkan oleh Friedrich Schiller (1759-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Mereka berpendapat bahwa “kehadiran seni dilatar belakangi adanya dorongan bermain-main yang ada pada diri seniman”. Seperti yang ada pada artikel tersebut yaitu lukisan Jam Diding yang meleleh yang menggunakan aliran surealisme
- Analisis :
Penulis berupaya mewujudkan suatu karya seni yang tidak terlepas dari bagaiman menciptakan objek utama karya seni lukisan surealis. Surealisme adalah gerakan seni yang mengeksplorasi dunia khayalan, bawah sadar, dan imajinatif. Ide utamanya adalah mengungkap kebenaran yang tersembunyi di balik kesadaran kita, melampaui logika konvensional, dan menjelajahi dunia yang tersembunyi di dalam diri.
Dunia Khayal:
Surealisme menekankan pada pemikiran dan imajinasi bebas dari batasan logika. Seniman surealis menciptakan karya yang menampilkan dunia alternatif atau tak terduga, dengan penggabungan elemen-elemen yang tidak masuk akal secara logis namun memiliki makna yang mendalam. Ini melibatkan representasi mimpi, fantasi, dan alam bawah sadar yang kaya akan simbolisme.
Otomatisme:
Teknik otomatis adalah pendekatan utama dalam seni surealis yang melibatkan penciptaan tanpa kontrol sadar. Seniman menciptakan karya tanpa campur tangan pikiran rasional, membiarkan aliran bawah sadar mereka mengarahkan proses penciptaan. Ini bisa berupa tulisan otomatis, gambaran spontan, atau gerakan tanpa rencana yang jelas, memungkinkan ide-ide muncul secara alami dari dalam diri. Analisis tentang surealisme akan menyoroti bagaimana gerakan ini memungkinkan seniman untuk mengeksplorasi ide-ide yang jauh dari realitas konvensional, dengan menghadirkan dunia khayal yang menampilkan kekayaan imajinasi manusia dan memberikan ruang bagi ekspresi yang bebas dari batasan logika.
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel )
Pada artikel "Surealisme : Dunia Khayal Dan Otomotisme " Penulis melakukan penelitian terhadap Surealisme Tujuan Peneliti dalam penelitian ini yaitu mengenalkan karya lukisan surealistik. Peneliti memulai dengan melakukan observasi, wawancara, dokumentasi dan pengolahan data. Penelitian ini menggunakan metode penciptaan Alma Hawkins karena relevan dengan topik yang diusung yaitu seni pertunjukan sebagai sumber inspirasi seni lukis.
Sedangkan Artikel saya membahas tentang lukisan The son of man rene magritte juga memiliki pendekatan yang hampir sama dengan artikel ini yaitu, dari kedua artikel sama-sama meneliti hasil karya seni yang bentuk atau hasil karyanya berasal dari alam bawah sadar atau keinginan si pembuat karya dengan menunjukan bentuk/objek nyata dalam situasi yang tidak mungkin.
24. Intropeksi Diri Dalam Karya Lukis Surealisme
- Objek : Intropeksi Diri Dalam Karya Lukis Surealisme
- Pendekatan / Teori
Penulisan artikel ini memiliki teori Mimesis versi Aristoteles, yang dimana seniman merepresentasikan hasil pemikiran sesuai imajinatifnya untuk menciptakan kembali kenyataan dalam bentuk yang baru. Seperti Misalnya pada satu lukisan yang ada pada artikel tersebut yaitu memvisualisasikan objek manusia yang memakai baju berwarna hijau, dengan capit kepiting berwarna merah. Tangan sebelah kanan dan menggunakan jubah berwarna merah , kulit yang kecoklatan serta memiliki wajah tumbuh dengan leher menjulang panjang dari dada sebelah kanan tempat hati berada. Terlihat juga tumbuhan bunga dengan warna putih kemerahan
- Analisis:
Penulis berupaya mewujudkan suatu karya seni yang tidak terlepas dari bagaiman menciptakan objek utama karya seni lukisan surealis. Introspeksi diri dalam kehidupan bermasyarakat, adalah ketika seseorang yang selalu bermuhasabah akan selalu melakukan perbaikan terhadap akhlak agar mampu hidup sebagai manusia yang sebaik-baiknya serta dicintai oleh Allah SWT. Seseorang akan mampu hidup dengan damai serta tentram. Begitu halnya, dengan mengintrospeksi diri, dapat mencegah sesuatu hal buruk terjadi dalam diri seseorang. Proses introspeksi diri yang baik akan berpengaruh kepada gaya komunikasi, sikap terhadap lingkungan sosial, kerja kepemimpinan, pola pikir, emosi, dan lain sebagainya (Lauster, 1992), Kehidupan yang penulis rasakan. Mencoba menggambarkan masalah sosial/ fenomena sosial yang tidak sesuai dengan keinginan menjadi individu yang seharusnya, sehingga dapat diekspresikan dengan sempurna ke dalam karya seni lukis. Sesuai yang dituangkan dalam satu judul “Introspeksi Diri dalam Karya Seni Lukis Surealisme”
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel )
Pada artikel "Intropeksi Diri Dalam Karya Lukis Surealisme " Penulis melakukan penelitian terhadap apa itu intropeksi diri dalam seni Tujuan Peneliti dalam penelitian ini yaitu Untuk mewujudkan karya penulis melalui beberapa tahapan yaitu: tahapan persiapan, melakukan pengamatan. Kedua tahapan elaborasi, menganalisis permasalahan-permasalahan yang ada pada diri sendiri. Penulis melakuakan pendalaman mengenai introspeksi diri terhadap pengalman pribadi. Ketiga, tahapan sintesis, menetapkan karya-karya lukisan tentang introspeksi diri. Tahap keempat realisasi konsep, tahap pertama persiapan sketsa, alat, bahan dan media, proses editing awal, proses editing akhir, dan terakhir proses finishing karyaTahapan kelima, diadakannya Setelah pameran selesai, materi akan tersedia dalam bentuk katalog pameran dan laporan karya akhir.
Sedangkan Artikel saya membahas tentang lukisan The son of man rene magritte juga memiliki pendekatan yang hampir sama dengan artikel ini yaitu, dari kedua artikel sama-sama meneliti hasil karya seni yang bentuk atau hasil karyanya berasal dari alam bawah sadar atau keinginan si pembuat karya dengan menunjukan bentuk/objek nyata dalam situasi yang tidak mungkin.
25. Imaji Pop Surealisme: Figur Gendut dalam Lukisan
- Objek : Imaji Pop Surealisme: Figur Gendut dalam Lukisan
- Pendekatan / Teori :
Penulisan artikel ini memiliki teori Mimesis versi Aristoteles, yang dimana seniman merepresentasikan hasil pemikiran sesuai imajinatifnya untuk menciptakan kembali kenyataan dalam bentuk yang baru. Seperti Misalnya pada satu lukisan yang ada pada artikel tersebut yaitu memvisualisasikan objek manusia gemuk memakai baju putih dan memegang pedang dan ada juga lukisan seperti manusia namun kepala yang berbentuk aneh dan di sebut aliran surealisme
- Analisis :
Penulis berupaya mewujudkan suatu karya seni yang tidak terlepas dari bagaiman menciptakan objek utama karya seni lukisan surealis.Tulisan ini mengangkat figur gendut sebagai ide dasar penciptaan seni lukis dengan menggunakan gaya pop surealisme. Penggabungan antara daya imajinasi tentang figur gendut dengan berbagai permasalahan yang bisa diangkat dari figur merupakan sebuah jalan dalam menciptakan karya-karya yang unik, terkadang satir, serta jenaka. Bentuk-bentuk kartunal yang digunakan dalam membuat figur gendut dan figurfigur lainnya merupakan satu tujuan khusus agar karya yang disampaikan memiliki unsur yang informatif terhadap para apresian. Menjadi gendut bagi setiap manusia yang mengalaminya sebenarnya bukan sebuah keinginan. Melalui berbagai perjalanan masa atau era yang bergulir hingga saat ini, persoalan tentang tubuh telah menuju pada bentuk yang indah dan ideal. Kecantikan dan ketampanan pada saat ini juga diukur pada orang-orang yang memiliki bentuk tubuh yang “normal” dan ramping. Bagi orang-orang yang memiliki kelebihan berat badan, tentunya jika diukur pada hal tersebut sangatlah tidak cocok. Figur gendut saat ini seperti diposisikan pada ruang yang sulit untuk mengeluarkan rasa percaya dirinya dalam menampik tentang apa yang diungkapkan di atas. Faktor kaum kapitalis dalam mendorong hadirnya pemikiran baru untuk hidup sehat tanpa menjadi gendut, juga semakin mengecilkan semangat orang-orang yang bertubuh gendut. Jika dilihat dari segi kesehatan, mungkin gendut terkesan seperti orang yang suka tidur, malas bekerja, dan sebagainya. Gendut berbeda dengan obesitas, karena obesitas merupakan penyakit kelebihan lemak di atas rata-rata yang membuat tubuh tak mampu mencerna makanan dalam berskala besar serta asupan makanan yang dikonsumsinya memiliki kalori yang sangat besar, sedangkan gendut merupakan kelebihan berat badan. Di sisi lain. gendut memiliki banyak kelebihan yang berguna dalam memajukan hidupnya dan mewujudkan citacitanya.
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel )
Pada artikel "Imaji Pop Surealisme: Figur Gendut dalam Lukisan " Permainan imajinasi yang terangkum dalam pemikiran telah menghasilkan banyak potongan imaji tentang berbagai hal untuk dijadikan sebagai tonggak awal pembuatan sebuah karya seni. Imaji tersebut kemudian dikombinasikan dengan konsep utama yang diangkat, yaitu berhubungan dengan roblematika yang ada dalam figur gendut, yang nantinya akan termanifestasikan menjadi karya seni yang diinginkan. Posisi figur gendut di sini bukan hanya sebagai objek utama semata dalam kekaryaan saya, tetapijuga bisa sebagai metafora yang mencitrakan sesuatu hal. Bentukan kartunal pada figur-figur yang diciptakan lalu dikemas dengan gaya pop surealisme merupakan paduan yang pas untuk menciptakan karya yang nakal, menggelitik, satir, sekaligus jenaka, tentang problematika figur gendut. Hadirnya pop surealisme yang menjadi gaya kekaryaan merupakan cara yang tepat dalam mewakili kegelisahan penulis tentang figur gendut, bahkan hingga saat ini terus dipelajari dalam proses kekaryaannya.Semua pemikiran dan proses kreatif tentang figur gendut tersebut telah memunculkan satu pandangan akhir. Seberat apa pun tubuh dalam meraih sebuah cita-cita, jika dilakukan dengan niat dan kerja keras, pasti akan dapat tercapai. Karena tubuh yang aktif dan berjiwa keras dalam meraih impian, tidak selalu tergambar pada bentuk tubuh yang ideal atau langsing semata, tetapi tubuh gendut juga memiliki hak tersebut. Melalui sebuah karya seni yang bertemakan tentang figur gendut, harapan yang paling baik untuk hal ini ialah setidaknya ada rasa toleransi yang tinggi terhadap satu sama lain, tanpa memandang bentuk tubuh atau kecantikan semata, karena Tuhan menciptakan seluruh manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Sedangkan Artikel saya membahas tentang lukisan The son of man rene magritte juga memiliki pendekatan yang hampir sama dengan artikel ini yaitu, dari kedua artikel sama-sama meneliti hasil karya seni yang bentuk atau hasil karyanya berasal dari alam bawah sadar atau keinginan si pembuat karya dengan menunjukan bentuk/objek nyata dalam situasi yang tidak mungkin. Lukisan The son of man memiliki visual yang biasa terlihat pada kehidupan sehari-hari namun dengan penempatan yang berbeda memberikan kesan baru dan unik
26. Kronik Kolonialisme di Nusantara Sebagai Inspirasi Penciptaan Karya Seni Lukis
- Objek : Kronik Kolonialisme di Nusantara Sebagai Inspirasi Penciptaan Karya Seni Lukis
-Teori / Pendekatan :
Penulisan artikel ini memakai Teori psikologis atau teori psikoanalis menyatakan bahwa seni lahir sebagai sarana pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar. Karya seni adalah perwujudan terselubung dari keinginan itu. Teori psikologis lainnya adalah teori yang dikembangkan oleh Friedrich Schiller (1759-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Mereka berpendapat bahwa “kehadiran seni dilatar belakangi adanya dorongan bermain-main yang ada pada diri seniman”. Seperti yang ada pada artikel tersebut yaitu lukisan manusia setengan pesawat yang meleleh yang menggunakan aliran surealisme
- Analisis :
Penulis berupaya mewujudkan suatu karya seni yang tidak terlepas dari bagaiman menciptakan objek utama karya seni lukisan surealis. Tujuan penulisan ini yaitu mendeskripsikan konsep, tema, bentuk dan proses visualisasi lukisan dengan judul Kronik Kolonialisme di Nusantara Sebagai Inspirasi Penciptaan Karya Seni Luki Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan yaitu eksplorasi, eksperimen, eksekusi, dan pendekatan pada karya inspirasi. Metode eksplorasi meliputi eksplorasi tema dan eksplorasi bentuk. Adapun hasil dari pembahasan dalam Tugas Akhir Karya Seni ini adalah sebagai berikut: 1.) Konsep penciptaan lukisan yaitu memvisualkan sejarah Nusantara sesuai dengan sudut pandang personal penulis yang terinpirasi dari pemahaman peristiwasejarah kolonialisme di Nusantara yang divisualisasikan dalam figur-figur manusia dan objek benda tertentu, yang digambarkan secara surrealistic dengan pencapaian bentuk objek yang bersifat imaginatif. Perwujudan gagasan terkait kronik kolonialisme di Nusantara pada lukisan, diharapkan mampu menumbuhkan rasa cinta pada Nusantara, cinta pada hasil kebudayaan Nusantara, dan sebagai refleksi dalam menyikapi kehidupan berbangsa dan bertanah air hari ini. 2.) Tema dalam lukisan dibagi menjadi tiga tema, pembagian tema dalam lukisan bertujuan untuk mempermudah dalam pembahasan karya. Adapun tema-tema tersebut yaitu: latarbelakang kedatangan bangsa Barat di Nusantara, kebijakan-kebijakan bangsa kolonial yang diterapkan di Nusantara, dan perubahan sosial dan budaya di Nusantara pada masa Kolonialisme. 3.) Proses visualisasi diawali dengan membuat sketsa pada kertas, yang bertujuan untuk mengembangkan bentuk serta komposisi yang diinginkan. Proses selanjutnya mewarnai bidang kanvas untuk objek guna membuat kesan kertas tua pada kanvas. Langkah selanjutnya yaitu pemindahan sketsa pada kanvas, dilanjutkan dengan membuat detail objek pada lukisan. Secara keseluruhan lukisan dikerjakan menggunakan pensil dan cat acrylic. Teknik yang digunakan dalam pengerjaan lukisan adalah teknik arsir, plakat dan opaque. 4.) Bentuk lukisan dalam Tugas Akhir Karya Seni ini yaitu lukisan bergaya surrealis yang bersifat ilustrati
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel )
Pada artikel "Kronik Kolonialisme di Nusantara Sebagai Inspirasi Penciptaan Karya Seni Lukis" Penulis melakukan penelitian terhadap Judul tersebut Bertujuan untuk mencari riset dan mengetahui sejarah nya agar pada saat mengimplementasikan kepada lukisan tersbut lancar tidak ada kendala dan sesuai tema / judul . Peneliti memulai dengan melakukan observasi, wawancara, dokumentasi dan pengolahan data. Penelitian ini menggunakan metode penciptaan Alma Hawkins karena relevan dengan topik yang diusung yaitu seni pertunjukan sebagai sumber inspirasi seni lukis.
Sedangkan Artikel saya membahas tentang lukisan The son of man rene magritte juga memiliki pendekatan yang hampir sama dengan artikel ini yaitu, dari kedua artikel sama-sama meneliti hasil karya seni yang bentuk atau hasil karyanya berasal dari alam bawah sadar atau keinginan si pembuat karya dengan menunjukan bentuk/objek nyata dalam situasi yang tidak mungkin.
27. Male Gaze dan Pengaruhnya Terhadap Representasi Perempuan dalam Lukisan “Realis Surealis”
- Objek : Male Gaze dan Pengaruhnya Terhadap Representasi Perempuan dalam Lukisan “Realis Surealis” Karya Zaenal Arifin
-Teori / Pendekatan :
Pendekatan yang digunakan mungkin meliputi konsep "Male Gaze" yang mengacu pada pengaruh mewujudkan atau melihat laki-laki yang mempengaruhi konstruksi citraan perempuan dalam seni. Teori feminisme, analisis gender, atau studi tentang representasi perempuan dalam seni juga mungkin digunakan dalam menafsirkan pengaruh pandangan laki-laki dalam lukisan tersebut.
- Analisis :
Analisis dilakukan melalui tahapan empat:
Deskripsi: Menggambarkan secara detail karya seni, termasuk unsur visual yang terdapat dalam lukisan.
Analisis: Menganalisis bagaimana pandangan laki-laki tercermin dalam konstruksi citraan danitas seksual perempuan dalam lukisan.
Interpretasi: Menginterpretasikan makna atau pesan yang terdapat dalam representasi perempuan dalam konteks pandangan laki-laki yang tercermin dalam karya seni.
Penilaian: Memberikan penilaian atau evaluasi terhadap dampak pengaruh “Male Gaze” terhadap representasi perempuan dalam lukisan.
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel )
Pada artikel "Male Gaze dan Pengaruhnya Terhadap Representasi Perempuan dalam Lukisan “Realis Surealis” Karya Zaenal Arifin"Berdasarkan penelitian, disimpulkan bahwa lukisan adalah salah satu media ekspresi bagi seniman untuk menyampaikan ide dan gagasannya. Namun, ketika perempuan dijadikan objek dalam lukisan dengan pandangan yang tercermin dari sudut pandang laki-laki, hal ini menimbulkan perhatian yang menarik dalam konteks pencitraan gender.
Sedangkan Artikel saya membahas tentang lukisan The son of man rene magritte juga memiliki pendekatan yang hampir sama dengan artikel ini yaitu, dari kedua artikel sama-sama meneliti hasil karya seni yang bentuk atau hasil karyanya berasal dari alam bawah sadar atau keinginan si pembuat karya dengan menunjukan bentuk/objek nyata dalam situasi yang tidak mungkin.
28. Lampu Sebagai Simbol Dalam Seni Lukis Surealisme
- Objek : Lampu Sebagai Simbol Dalam Seni Lukis Surealisme
-Teori / Pendekatan : Pendekatan yang mungkin digunakan dalam penelitian ini:
Simbolisme dalam Seni: Analisis tentang bagaimana lampu dijadikan simbol untuk mewakili berbagai permasalahan, mungkin dengan mempertimbangkan simbolisme lampu dalam konteks budaya atau sosial di Indonesia. Surealisme dan Penafsiran Visual: Penggunaan prinsip surealisme dalam menggambarkan lampu sebagai simbol, mungkin dengan menerapkan teori interpretasi visual dalam seni lukis.
- Analisis :
Analisis akan terfokus pada:
Interpretasi Simbol Lampu: Penafsiran tentang bagaimana lampu direpresentasikan dalam setiap karya seni, bagaimana penggunaan simbol ini menceritakan pesan terkait fenomena permasalahan di Indonesia.
Pesan dan Narasi yang Disampaikan: Analisis tentang pesan atau narasi yang ingin disampaikan oleh seniman melalui representasi simbol lampu dalam setiap karyanya.
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel )
Pada artikel "Lampu Sebagai Simbol Dalam Seni Lukis Surealisme" Kesimpulannya, penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana seniman menggunakan simbol lampu dalam konteks surealis untuk menyampaikan pesan mengenai permasalahan yang sedang terjadi di Indonesia.
Sedangkan terdapat Perbedaan dalam representasi simbolisme; The son of man rene magritte mungkin menggunakan simbol-simbol atau metafora yang berbeda untuk menceritakan narasi surealis yang unik.
29. Eksplorasi Mimik Wajah Dalam Karya Lukisan Surealisme
- Objek : Eksplorasi Mimik Wajah Dalam Karya Lukisan Surealisme
-Teori / Pendekatan :
Penggunaan teori ekspresionisme untuk menggambarkan dan mengeksplorasi berbagai ekspresi emosi manusia melalui seni lukis surealisme.Pendekatan untuk memahami bagaimana seniman menafsirkan dan merepresentasikan ekspresi wajah dalam konteks surealisme.
- Analisis :
Analisis tentang bagaimana ekspresi emosi, seperti marah, senyum, tangis, takut, dan lainnya, direpresentasikan dalam setiap karya seni. Bagaimana simbolisme sureal digunakan untuk meluaskan atau mengubah makna ekspresi tersebut.Menilai keaslian ekspresi dalam lukisan surealis, yakni bagaimana mereka dapat mempertahankan ciri khas dari ekspresi wajah sambil mengeksplorasi kemungkinan sureal.
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel )
Pada artikel "Eksplorasi Mimik Wajah Dalam Karya Lukisan Surealisme"Penelitian ini akan membantu dalam memahami bagaimana seniman menggunakan surealisme untuk menggambarkan dan mengeksplorasi ekspresi wajah manusia dalam konteks surealisme.
Sedangkan Terdapat Perbedaan dalam konteks dan subyek lukisan; The Son of Man Rene magritte mungkin tidak secara langsung terfokus pada eksplorasi ekspresi wajah manusia, tetapi lebih pada simbolisme visual
30. seni lukis surealis kontemporer dengan tema pandangan kegelisahan anjing / Dara Prata Yuwana
- Objek :Penciptaan seni lukis surealis kontemporer dengan tema pandangan kegelisahan anjing / Dara Prata Yuwana
-Teori / Pendekatan :
Penciptaan seni lukis yang mencerminkan ekspresi ketakutan anjing dalam kerangka surealisme kontemporer. Ini bisa melibatkan penggunaan teknik dan gagasan surealis dalam konteks yang lebih modern. Pendekatan untuk memahami dan merepresentasikan ekspresi emosi anjing, termasuk pandangan kegelisahan, melalui seni lukis sebagai medium.
- Analisis :
Analisis tentang bagaimana ekspresi emosi anjing, khususnya pandangan kegelisahan, direpresentasikan dalam setiap karya seni. Bagaimana simbolisme dan teknik surealis digunakan untuk mengekspresikan ekspresi ini.Analisis tentang bagaimana tema pandangan kegelisahan anjing dalam seni lukis surealis kontemporer dapat terhubung atau merefleksikan keadaan kehidupan kontemporer.
- Kesimpulan ( Perbandingan Artikel )
Pada artikel Penciptaan seni lukis surealis kontemporer dengan tema pandangan kegelisahan anjing / Dara Prata Yuwana" Melalui keseluruhan karya seni lukis surealis kontemporer dengan tema pandangan kegelisahan anjing, kesimpulan dapat ditarik mengenai interpretasi sureal terhadap ekspresi anjing dan bagaimana hal ini berinteraksi dengan konteks kontemporer.
Sedangkan Terdapat Perbedaan dalam konteks dan subyek lukisan; The Son of Man Rene magritte mungkin tidak secara langsung terfokus pada eksplorasi ekspresi wajah manusia, tetapi lebih pada simbolisme visual, ementara karya ini lebih fokus pada ekspresi anjing dalam konteks surealisme kontemporer.
https://journal.uny.ac.id/index.php/sungging/article/view/60125
https://journal.student.uny.ac.id/index.php/serupa/article/viewFile/7342/7001
http://file.upi.edu/Direktori/FPSD/JUR._PEND._SENI_RUPA/196605251992021-HARRY_SULASTIANTO/ARTIKEL/PENDEKATAN_PSIKOANALISIS_PADA_KARYA_SENI_LUKIS.pdf
https://journal.isi.ac.id/index.php/ars/article/view/2892/1555
https://www.neliti.com/publications/291060/psikoanalisis-pada-visualisasi-karya-penderita-gangguan-kejiwaan-di-unit-informa
https://ejournal.unp.ac.id/index.php/serupa/article/view/108115/103155
https://ejournal.iainkendari.ac.id/index.php/al-munzir/article/view/1116/880
https://journal.isi.ac.id/index.php/jcia/article/download/7542/2815
https://journal.unpak.ac.id/index.php/Idea/article/view/1825/1486
http://jurnaldekonstruksi.id/index.php/dekonstruksi/article/view/66
https://ejournal.unp.ac.id/index.php/serupa/article/view/107990/103100
http://journal3.um.ac.id/index.php/fs/article/view/2722
https://journal.student.uny.ac.id/index.php/serupa/article/viewFile/14931/14483
https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/8230/6738
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/gorga/article/view/27477
http://eprints.unram.ac.id/3823/1/jurnal.docx
http://repository.isi-ska.ac.id/id/eprint/98
https://scholar.archive.org/work/763y2ujm4fa2foo5mdt4gbr4cq/access/wayback/https://journal.isi.ac.id/index.php/invensi/article/download/4648/2408
http://repository.isi-ska.ac.id/3538
https://ejournal.unp.ac.id/index.php/serupa/article/view/108115/103155
http://repository.unp.ac.id/45040/
http://journal3.um.ac.id/index.php/fs/article/view/2722
http://file.upi.edu/Direktori/FPSD/JUR._PEND._SENI_RUPA/196605251992021-HARRY_SULASTIANTO/ARTIKEL/SUREALISME_(STILASI).pdf
https://ejournal.unp.ac.id/index.php/serupa/article/view/121127
https://journal.isi.ac.id/index.php/JOUSA/article/view/1489
https://core.ac.uk/download/pdf/78033751.pdf
https://journal.isi.ac.id/index.php/JOUSA/article/view/1692
https://ejournal.unp.ac.id/index.php/serupa/article/view/8352
https://ejournal.unp.ac.id/index.php/serupa/article/view/375
https://repository.um.ac.id/13095/
Komentar
Posting Komentar